ARTIKEL ILMIAH
“PENERAPAN
BUDAYA DISIPLIN di LINGKUNGAN SEKOLAH SMA N 1 NGADIROJO SEBAGAI MODAL
MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
(MEA) 2015”
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Disusun oleh :
Nikmar’ati Khoriah
Ragil Triani
SMA
N 1 Ngadirojo
Tahun
pelajaran 2015/2016
PACITAN
Pendahuluan
Latar belakang
Pada
hakikatnya, disiplin merupakan bagian dari pendidikan dan suatu proses yang
perlu dibiasakan pelaksanaannya. Disiplin mutlak diperlukan untuk dapat
memenuhi persatuan bangsa. Kedisiplinan yang tinggi setiap anggota masyarakat akan memudahkan
usaha dalam mewujudkan kemakmuran antara lain cukup pangan, sandang, papan,
pendidikan, pekerjaan, dan kebutuhan rohaniah.
Hadirnya Asean Economic Community (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA)
pada tahun 2015 menuntut setiap negara untuk mampu bersaing. Aspek terpenting
untuk dapat menghadapi persaingan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, di SMA
N 1 Ngadirojo diterapkan budaya disiplin yang dapat dijadikan sebagai dasar
dalam menghadapi MEA 2015.
Rumusan masalah
1.
Mengapa
diperlukan penerapan budaya disiplin di lingkungan sekolah?
2.
Bagaimana
program yang dilakukan dalam penerapan budaya disiplin di lingkungan sekolah?
Tujuan penulisan
1.
Untuk
mengetahui pentingnya penerapan budaya disiplin di lingkungan sekolah.
2.
Untuk
mengetahui program yang dilakukan dalam penerapan budaya disiplin di lingkungan
sekolah.
Manfaat
1.
Memberikan
informasi kepada warga SMA N 1 Ngadirojo pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya mengenai penerapan budaya disiplin di lingkungan sekolah.
2.
Menanamkan
kedisiplinan kepada warga sekolah.
3.
Menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas guna menghadapi MEA 2015.
4.
Menciptakan
manusia siap bersaing dalam berbagai keadaan kehidupan
Batasan masalah
Agar penelitian
ini terarah dengan jelas, maka hanya dibatasi oleh:
1.
Pengenalan
budaya disiplin ke warga SMA N 1 Ngadirojo.
2.
Program
telah dijalankan dalam satu tahun terakhir di SMA N 1 Ngadirojo.
3.
Subyek
penelitian adalah warga SMA N 1 Ngadirojo
Pembahasan
Setiap
individu mempunyai keinginan untuk sukses. Namun mereka memiliki sifat – sifat mendasar
seperti cenderung bermalas-malasan, ingin hidup seenaknya mengikuti keinginan
hatinya dan keinginan untuk melanggar peraturan yang ada. Maka Tak jarang manusia cenderung gagal dalam
mewujudkan impiannya. Maka dari itu diperlukannya pihak-pihak yang berperan
aktif untuk mengatasinya, salah satunya adalah sekolah.
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan yang berperan dalam membentuk karakter siswa.
Karakter siswa yang ingin dikembangkan melalui pendidikan disekolah seperti
yang dirumuskan dalam UU No.20 tahun 2003 yaitu :
“...............kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak-akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Karakter
siswa tersebut akan terwujud dalam suasana pembelajaran yang kondusif, nyaman,
dinamis dan ditegakkannya nilai dan norma yang berlaku. Namun selain karakter
diatas diperlukan pula sikap disiplin dalam diri masing- masing individu.
Elizabet
Hurlock (1987:83) mengemukakan bahwa anak membutuhkan disiplin, bila mereka
ingin bahagia dan menjadi orang yang baik penyesuaiannya, karena melalui
disiplin mereka dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat
dan sebagai hasilnya diterima oleh anggota kelompok sosial.
Hasil
observasi yang telah dilakukan di lingkungan sekolah SMA N 1 Ngadirojo
menunjukkan bahwa siswa yang sering datang terlambat, tidak mengumpulkan tugas
tepat waktu, sering membolos, tidak mematuhi aturan, dan lain-lain seringkali
gagal dalam mencapai prestasi belajar. Faktor terbesar yang menyebabkan
kegagalan tersebut adalah kurangnya sikap disiplin.
Bohar Soeharto
(dalam TUU Tulus, 2004:340) menyatakan bahwa pada dasarnya semua orang sejak
lahir sudah mengerti dan terkena disiplin karena dalam kehidupannya, manusia
perananya penting sekali dalam berhubungan dengan kelompok atau manusia lain.
Para pendidik, orang tua dan guru, sebagaimana halnya dengan pemimpin kelompok,
melihat disiplin ini sebagai sesuatu yang sangat penting dalam interaksi
manusia.
Ketidakdisiplinan
siswa dapat dipengaruhi pula oleh ketidakdisiplinan tenaga pengajar dan
karyawan lain, misalnya saja seorang guru yang telat datang mengajar.
Keterlambatan tersebut mengakibatkan jam pelajaran menjadi berkurang atau molor
dari sewajarnya. Sehingga akan terjadi tumpang tindih dengan jam pelajaran
selanjutnya. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar tidak efektif karena
tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika keterlambatan
ini berlangsung terus menerus, siswa akan terbiasa tidak disiplin dan menjadi
malas.
Ketidakdisiplinan
karyawan ditunjukkan ketika lupa membersihkan lingkungan sekolah, sehingga
siswa dan guru merasa terganggu saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sesuai
dengan pendapat Tulus (dalam TUU, 2004:36) yang menyatakan bahwa lingkungan
sekolah yang teratur, tertib, tenang tersebut memberikan gambaran lingkungan
siswa yang giat, gigih, serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh dan kompetitif
dalam kegiatan pembelajaran.
Pada
umumnya, fungsi utama disiplin adalah mengajarkan untuk mengendalikan diri
dengan mudah agar menghormati dan mematuhi aturan, sehingga seseorang yang
disiplin dalam kehidupannya akan dengan mudah mencapai keberhasilan. Pada
prakteknya kedisiplinan memerlukan konsistensi dari setiap individu dalam
melaksanakannya.
Ketika
seseorang menjadikan disiplin sebagai prinsip hidup maka keberhasilan akan ada
pada diri individu tersebut. Berdasarkan analisis sederhana maka dapat
dikatakan bahwa maju mundurnya sebuah negara tergantung bagaimana masyarakatnya
dalam mempratekkan sebuah kedisiplinan. Hal ini membuktikan bahwa kedisiplinan
akan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat menciptakan inovasi
dan kreatifitas yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat. Dari hal ini
maka akan dihasilkan produk-produk yang
inovatif dan kreatif, selain itu juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Sehingga sebuah negara nantinya akan
mampu bersaing dengan negara lain, salah satunya untuk menghadapi Asean
Economic Community (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA) tahun 2015. Setiap negara-negara
memiliki strategi-strategi tersendiri untuk menghadapi MEA 2015 dan sumber daya
manusia yang berkualitas dapat dijadikan modal utama untuk menghadapinya.
SMAN
1 Ngadirojo ikut berpartisipasi aktif dalam Asean Economic Community (Masyarakat
Ekonomi Asean/MEA) tahun 2015 dengan
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui penerapan
budaya disiplin di lingkungan sekolah.
Langkah yang dilakukan SMA N 1 Ngadirojo antara lain:
1.
Pembinaan
kedisiplinan melalui ekstrakurikuler
Ekstra
kulikuler yang ada di SMA N 1 Ngadirojo yang menanamkan kedisiplinan salah
satunya adalah Pramuka. Dalam kegiatan pramuka dilakukan kegiatan kemah
bakti,penjelajahan,dan lain sebagainya yang memerlukan kekuatan mental dan
fisik, salah satu tujuannya adalah
untuk membentuk karakter disiplin
anggota pramuka. Dalam ekstra tersebut dibentuk suatu peraturan-peraturan
yang harus dipatuhi. Jika salah satu peraturan di langgar maka akan mendapatkan
sanksi. Hal itulah yang membentuk karakter disiplin anggota pramuka.
2.
Pembinan
kedisiplinan melalui kegiatan belajar mengajar di kelas
Tenaga
pengajar menerapkan pendidikan
kedisiplinan melalui materi-materi pelajaran. Serta menerapkan aturan-aturan
tambahan guna membentuk kedisiplinan peserta didik. Misalnya jika siswa
terlambat masuk kelas maka akan dihukum berdiri di depan kelas hingga tenggang
waktu yang telah ditentukan. Atau dihukum sesuai mata pelajarannya misal : pada
jam pelajaran kimia, siswa yang datang terlambat dihukum dengan menghapalkan
sistem tabel periodik unsur, yang mana nantinya bisa bermanfaat untuk pelajaran
tersebut.
3.
Pembinaan
kedisiplinan melalui pembiasaan sehari- hari .
Di
SMA N 1 Ngadirojo menerapkan pembiasaan yang dilakukan dilakukan setiap hari,
salah satunya adalah dengan berjabat
tangan antar warga sekolah. Dari kebiasaan ini dapat membentuk karakter
kedisiplinan dan menumbuhkan rasa saling menyayangi serta menghormati antar
sesama warga sekolah. Selain itu saat upacara bendera siswa yang tidak
mengenakan atribut lengkap dihukum dengan berdiri didepan lapangan upacara dan
disaksikan peserta upacara lain, sehingga menimbulkan efek malu dan jera pada
siswa yang bersangkutan. Serta kebiasaan-kebiasaan lain yang dapat meningkatkan
kedisiplinan para siswa.
4.
Pembinaan
kedisiplinan melalui tata tertib sekolah.
SMA
N 1 ngadirojo membentuk suatu peraturan yang berisi pasal-pasal. Peraturan
tersebut harus dipatuhi oleh seluruh warga sekolah, apabila ada yang melanggar
maka akan diperingatkan oleh pihak BK. Namun, apabila tetap tidak mengindahkan
peraturan, maka sekolah akan melakukan tindakan tegas. Bahkan tidak segan-segan
akan mengeluarkan siswa dari sekolah apabila tindakan siswa yang bersangkutan
tidak bisa ditoleransi lagi.
5.
Pembinaan
kedisiplinan melalui kegiatan berorganisasi
Setiap
siswa yang tergabung dalam oraganisasi dituntut untuk bersikap disiplin,
apabila tidak disiplin maka akan mendapatkan sanksi yang tegas misal: penurunan
jabatan, bahkan diberhentikan dari organisasi tersebut.
Selain
kedisiplinan yang diterapkan melalui para siswa, kedisiplinan juga diterapkan
kepada tenaga pengajar dan karyawan.
Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap tenaga pengajar, karyawan
, dan kepala sekolah. Pembinaan kedisiplinan dilakukan dengan melakukan
sosialisasi yang diberikan kepala sekolah
setiap minggunya. Selain itu apabila tenaga pengajar, karyawan, tidak
disiplin maka akan diperingatkan oleh kepala sekolah bahkan akan diberikan
sanksi apabila tindakan yang dilakukan sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Maka
dari itu pendidikan kedisiplinan sangat multak diperlukan untuk membentuk
sumber daya manusia yang kompeten. Hal ini juga diperlukan kerja keras bersama
dari pihak-pihak yang terkait. Namun yang paling penting adalah kesadaran dalam
diri kita sendiri mengenai pentingnya penerapan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin
merupakan kebiasan harus ditanamkan keanak sejak dini yang berawal dari
lingkungan keluarga sendiri sehingga karakter itu berbekas sampai mereka
dewasa.
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian ini maka dapat disimpulkan
1.
Penerapan
budaya disiplin di lingkungan sekolah perlu diterapkan, guna membentuk sumber
daya manusia yang berkualitas yang mana dapat dijadikan modal untuk menghadapi
persaingan dengan negara-negara lain salah satunya dalam Asean Economic
Community (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA)
2.
Program-program
yang dilakukan dalam penerapan budaya
disiplin di lingkungan sekolah, antara lain
a.
Pembinaan
kedisiplinan melalui ekstrakurikuler
b.
Pembinan
kedisiplina melalui kegiatan belajar mengajar di kelas
c.
Pembinaan
kedisiplinan melalui pembiasaan sehari- hari .
d.
Pembinaan
kedisiplinan melalui tata tertib sekolah.
e.
Pembinaan
kedisiplinan melalui kegiatan berorganisasi
Saran
Sebaiknya
budaya disiplin diterapkan di sekolah- sekolah lain guna membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas
Daftar Pustaka
Abubakar, suardi dkk. 2002. Integrasi Budi Pekerti dalam PPKn. Jakarta
: Yudhistitra
Daharnis dkk. 2013. Disiplin siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konshlm.26-23
Suherli . 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok : Arya Duta
TUU Tulus. 2004. Peran disiplin pada perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eko Jaya.
0 komentar:
Posting Komentar